Dunia bulu tangkis di Malaysia kembali tercemar, dengan para pemain nasional dikabarkan terjebak hutang dengan rentenir.
Bolasport.com melaporkan dari New Straits Times kepada dua pemain nasional Malaysia yang dikabarkan bermasalah dengan kasir yang bermain di nomor ganda putra.
Kedua pemain Malaysia itu terbelit utang sebesar 500.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp.1,7 miliar.
Masalahnya adalah kedua pemain tersebut terlibat dalam taruhan online dan menanggung hutang yang sangat besar.
Ini menjadi pengecualian karena Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) melarang pemainnya terlibat dalam segala bentuk perjudian.
Menanggapi kejadian tersebut, BWF selaku santo pelindung bulu tangkis dunia memanggil kedua pemain tersebut untuk dimintai keterangan.
BWF telah meluncurkan penyelidikan atas kasus perjudian online yang melibatkan pemain Malaysia.
Namun, Thomas Lund (Sekjen BWF) belum mau membagi hasil investigasi tersebut kepada publik dan media.
“Kami tidak bisa mengomentari tindakan BWF Integrity Unit. Kami belum bisa memastikan kasus ini. Itu prosedur kami,” kata Thomas Lund.
Bukannya saya tidak mau membagikan berita ini, tapi yang terpenting kita menjaga integritas dalam mencari sesuatu yang masih dirahasiakan, sambungnya.
Selain itu, Thomas Lund mengatakan dia khawatir aktivitas perjudian pemain yang tidak bersalah dapat menyebar ke pengaturan pertandingan.
Ketika berbicara tentang BWF di masa depan, saya akan menggunakan para pemain dan pelatih sebagai ukuran pertahanan untuk menghindari kemungkinan pengaturan pertandingan, umk Lund.
Memanggil pemain atau pelatih tidak berarti mereka terlibat dalam pengaturan pertandingan. Tapi kami ingin tahu apa yang terjadi jika ada yang mencurigakan, kata Lund.
Kami ingin para atlet memahami bahwa BWF selalu waspada ketika sesuatu yang aneh terjadi. Kami ingin melindungi para atlet ras murni dan kami menanganinya dengan sangat serius.
Thomas Lund juga membuka kemungkinan menerapkan proses kontrol pengaturan pertandingan seketat BWF saat mengawasi masalah doping.
Lund mengklaim bahwa BWF sudah memiliki program anti doping yang sangat komprehensif, yang terjadi hampir setiap hari.
Tahun lalu, Malaysia diganggu skandal pengaturan skor yang melibatkan dua pemain nasional mereka, Sulfadli Zulkifli dan Tan Chun Siang.
Setelah diselidiki, kedua pemain itu dinyatakan bersalah mengatur pertandingan. Sulfadli dilarang selama 20 tahun dan Tan selama 15 tahun.
Wajar saja, BAM dan BWF sangat serius menyoroti dua pemain yang terlibat dalam hutang rentenir ini, dan berharap ini tidak meluas ke kasus pengaturan skor.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com